CHUBIE

Melepasnya dengan semua cinta…

Sungguh terharu dan gak disangka betapa teman-teman Chubie begitu menyayanginya. Terima kasih atas semua perhatian dan belasungkawa yang diberikan. Chubie pasti senang pergi dengan diiringi begitu banyak doa dan kasih sayang. Walaupun gak pernah bertemu secara langsung, tapi ikatan yang ada serasa nyata dengan kalian, teman-temannya…

Mohon maaf bila gak bisa membalas satu persatu semua pesan yang ada. Postingan kali ini dipersembahkan buat teman-temannya Chubie di dunia maya. Terima kasih sekali lagi.

25123456789101211131415161718192021222324

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Semoga Chubie memberikan kenangan yang indah bagi kalian sebagaimana dia telah menjadi bagian penting bagiku.

Blog ini  akan dilanjutkan olehku dan teman-temannya Chubie dirumah. Sedangkan facebooknya, masih belum diputuskan harus gimana hehehe..

Terima kasih sekali lagi…

Semua hewan akan kembali ke titian pelangi..

Dan jiwa mereka yang suci akan tetap mengunjungi meski tanpa kita sadari

Saat kita mengingatnya, saat itulah mereka hadir kembali..

Menjelma menjadi hangatnya sinar matahari pagi,

Kilauan embun direrumputan,

dan menjadi kupu-kupu indah yang terbang kesana kemari

Selamat jalan Chubie…kami menyayangimu.

chubie-kupu

 

 

Berlarilah duluan Chub…

Harus mulai dari mana ini…?

Baiklah, tarik nafas sebentar..

Sebenarnya gak pengen secepat ini menulis tentang dia, tapi rasanya entah kenapa ada rasa punya hutang buat teman-teman yang menyayanginya. Yang ingin tau bagaimana kondisi dan bagaimana dia pergi. Selain itu juga, tulisan ini salah satu cara untuk benar-benar melepasnya, mengikhlaskannya. Iringi dia dengan senyuman…ah, gak bisa..sekarang aja hidungku sudah memerah. Walau sudah aktif lagi di dunia maya, ketawa, bercanda..tapi ini belum selesai nulis satu paragraf aja udah meleleh semua. Rasanya seperti putus cinta yang bertahun-tahun terjalin. Hampa…ya, setiap bangun pagi akhir2 ini rasanya berbeda. Katanya,waktu akan menyembuhkan semua bekas cakaran dan gigitan. Dan hatiku tercakar sedemikian panjang, sedemikian dalam, serta tergigit sampai berlubang…Kapan sembuhnya kira-kira?chubierip

Masih teringat waktu pertama bertemu, aku sendiri kemaren lupa kapan tepatnya. Sampai ada seorang sahabat yang men-tag ulang postinganku tentang foto pertama saat dia diberi nama. Dari situ aku cari status pertemuan dengannya. Ternyata kami bertemu dibulan Agustus hahaha..Harusnya itu jadi bulan ulang tahunnya dong ya? Ulang tahun adopsi. Padahal dulu kalau ada teman-temannya yang ulang tahun, dengan bangganya dia sering bilang kalo dia akan muda terus karena gak pernah ulang tahun. Gak pernah ingat kapan dia resmi diadopsi. Gara-gara mama-nya yang lelet ngubek-ngubek foto dan status terdahulu di facebook. Ah, buat apa? Kupikir selamanya dia bersamaku. Makasih banyak buat mbak Aita dan Mbak CiKey yang udah ngasih nama ke dia. Fans pertamanya.

status fbCapture1

Jadi ingat ditahun itu, dia ku tinggal lama untuk beribadah. Semua kucing dititipkan pada Bu Cs untuk rutin disambangi dan diberi makan. Gak yakin juga mereka bakal masih ada di tempat sewaktu aku pulang. Tapi mereka ada. Lengkap. Termasuk kucing kecil berponi abu-abu. Sempat kabur berkali-kali karena kalah berkelahi dan menghilang selama hampir 3 bulan. Kemudian dipertemukan kembali. Setelah itu berkali-kali kutitipkan lagi ke Bu Cs. Tahun demi tahun berlalu. Menikah, liburan, seminar dan terakhir cuti melahirkan. Dia selalu setia dan sabar menungguku, menjadi anak titipan diklinik. Oya, Bu Cs ini aslinya bernama Bu Kamsini. Beliau yang tiap pagi ke pasar untuk membeli ikan buat Chubie dan teman-teman, Si Emak dan Hitam.chubiecs

Tak aku sangka tahun ini adalah tahun terakhir bersamanya. Bahkan baru dijalani separuhnya.

Sejak aku cuti sampai bulan April kemaren, Chubie memang sudah mulai mengurus. Kesehatannya mulai menurun. Tidak segemuk sebelumnya. Tapi masih makan dengan lahap. Masih suka ngerebut makanan Emak, masih selalu menampar Hitam kalo makanan mulai dibagi.chubierip1

Suatu hari Bu Cs bilang Chubie tadi pagi makannya malas-malasan. Biasanya paling suka kepala ikan. Sekarang diliatin, dijilat aja. Kalau sudah begitu biasanya ikan akan direbus dulu ama Bu Cs. Gak dikasih mentah seperti biasa. Entah kenapa rasanya sudah ada firasat gak enak. Nafsu makan Chubie memang naik turun sekarang. Obat cacing rutin, vitamin penambah nafsu makan juga diberikan. Tapi Chubie gak pernah menggemuk seperti sedia kala.

Puncaknya tanggal 16 Juni 2014 kemarin. Pagi-pagi Bu Cs laporan Chubie sudah gak mau makan. Kemudian aku ketemu dia diparkiran. Biasanya dia berlari dengan riang menyambut dan mendatangiku. Tapi kali ini nggak. Dia berhenti untuk minum genangan air hujan dirumputan kemudian hanya menatap sayu. Hanya mendusel-duselkan kepala ke kaki. Kuajak pergi, tapi dia gak mengikuti lagi. Malah duduk lemah. Hatiku dipukul palu rasanya. Entah kenapa jauh dihati mengatakan rasanya waktu kami tinggal sedikit tersisa. Akhirnya kugendong dibawa ke dapur dan mengobrol. Badannya terasa ringan sekali. Chubie diputuskan dibawa pulang ke rumah. Selama ini dia memang gak pernah betah dirumah. Stress dan selalu kembali ke klinik. Chubie memang gak pernah mau berkumpul dengan banyak kucing lain. Dulu dia terusir oleh Kakak Ganteng, di rumah sering berkelahi dengan siapa saja, gak pernah tenang hidupnya. Dia jauh lebih bahagia diklinik. Meskipun kalau malam hujan lebat selalu bikin kuatir memikirkan dia gimana.

Senin malam itu, setelah suami pulang kerja, dia kami jemput. Kalau kami datang dia dan Emak selalu berlari menyambut. Malam itu nggak. Setelah dipanggil-panggil, yang muncul cuma Emak. Ternyata Chubie masih asyik main di kegelapan. Berjalan pelan keluar dari kebun belakang. Entah sedang berburu kodok atau mengobrol dengan biawak. Kami bawa dia pulang.

Dirumah dirawat sebisanya. Makan gak mau. Hanya mau minum. Lama-lama minum pun gak mampu. Infus sub kutan (yang dulunya sangat takut aku lakukan) selalu kuberi karena Chubie tampak dehidrasi sekali. Badannya langsung mengurus drastis. Tinggal tulang terbalut kulit. Tapi dia bertahan. Aku tempatkan kandang didekat pintu belakang biar dia bisa melihat halaman setiap pagi. Akupun bisa mengawasinya setiap saat. Chubie masih berusaha minta keluar. Beberapa kali aku keluarkan. Dengan sempoyongan dia berjalan, gak bisa jauh dan kadang terjatuh. Masih mengeong lemah.

chubs-wawachubs-wawa

Hari berlalu, aku selalu minta dia kuat dan berusaha untuk sembuh. Infus, madu, kuning telur, antibiotik, kaldu ayam..semua ditolak. Muntah. Sampai akhirnya karena putus asa, aku spet-kan ASI ke mulutnya. Dia mau menelan. Aku bahagia. Malamnya dia pup. Aku pikir pencernaannya masih berfungsi bagus. Beberapa hari memang dia hanya pipis saja karena infus. Ternyata Chubie salah satu pemberi harapan palsu. Dia melemah lagi. Seringkali dia ingin minum, terpaku didepan tempat minum sampai dagunya basah. Tapi gak bisa membuka mulut. Kalau sudah begitu, aku spet cairan infus. Aku sudah tak tega menyakitinya dengan jarum.chubierip2

Satu hal yang aku takutkan, dia pergi tanpa aku temani. Rasanya ingin sekali membagi diri, kerja, anak, rumah, dan Chubie. Gak bisa senantiasa merawatnya itu menyakitkan. Andai saja ada dokter hewan disini mungkin akan lebih tenang kalo dia diinapkan. Entahlah…aku hanya bisa semampuku. Bahkan diagnosa penyakitnya saja gak jelas. Hanya bisa menebak-nebak. Setiap malam aku mencoba tidur selarut mungkin, bangun sedini mungkin sebelum subuh. Memastikan Chubie tak terlalu lama diabaikan. Karena hanya saat Naka (dan suami) sudah tidur, barulah bisa tenang mengobrol dengan Chubie. Rasanya waktu sudah semakin mencapai batas. Beberapa sahabat selalu ada untuk menguatkan. Bahkan mengirimkan vitamin buat Chubie (yang baru aku terima 2 hari setelah dia pergi. Makasih banyak Cess..).chubrip3

Hari Minggu, aku harus praktek karena minggu sebelumnya sudah libur, dan berencana libur lagi minggu depannya. Subuh sudah bersama dia. Aku minta dia kuat. Dia tetap tampak tampan walau dengan wajah yang semakin tirus dan mata semakin sipit. Hidungnya juga masih berwarna pink pucat. Aku kerja dengan perasaan gak tenang sampai sore. Dalam perjalanan pulang aku membatin tunggu ya Chub, aku pulang sekarang. Gak terbayang kalo aku pulang ternyata dia sudah pergi. Lega rasanya melihat dia masih ada sewaktu aku tiba dirumah. Minta tolong suami untuk menjaga Naka sebentar sementara aku mengganti alas dan memberi Chubie minum. Pasti dia sangat kehausan. Gak lama, pekerjaan rumah lain menanti. Maghrib menjelang.chubsrip4

Chubie anak yang sangat baik…Sangat pengertian.

Setelah semua tugas selesai. Setelah Naka tidur pulas. Aku menghampirinya, menyapanya. “Hai ganteng..”. Dia memukulkan ekornya lemah dan berkedip. Dia hanya berbaring dan gak bisa angkat kepala lagi. Aku bersiap membersihkan kandang Kido, anak kucing baru yang sedang diare. Tapi aku dengar Chubie seakan memanggil. Aku menoleh dan terpaku. Baik, mungkin ini waktunya.

Kutegarkan hati. Kuelus dia dari luar kandang. Halus sekali..Dia tampak begitu bersih, padahal kemaren dia belepotan pup. Gak ada sisa bau sama sekali. Nafasnya pelan. Aku keluarkan dia,dan kuletakkan dipangkuan. Beberapa kali dia bernafas pelan. Ini saatnya…

“Baiklah Chub, mungkin tugas kamu sudah selesai menemani aku. Sekarang ada Ompapa juga Naka yang menjagaku. Gantiin tugasmu. Chubie pasti sakit sekali. Kalau Chubie sudah gak kuat,kalau Chubie mau, Chubie boleh kok pergi”

Kalimat perpisahan itu akhirnya terucap juga. Ada yang bilang mereka memang menunggu kita untuk mengucapkan kata-kata itu baru pergi. Selama ini dia mencoba kuat dan berjuang untuk bertahan sampai kita siap ikhlas melepas mereka. Selama ini kita selalu bilang mereka harus kuat, harus berusaha buat sembuh. Mereka menuruti kata-kata kita. Mereka mendengar, dan mereka patuh.

Airmata yang tadinya hanya satu-satu menetes akhirnya gak terbendung lagi. Menenangkannya setiap kali kaki atau tangannya mengejang lemah, aku bisikkan kata sayang, doa, pujian, permintaan maaf dan terima kasih tiada henti. Suamiku akhirnya bergabung membelai Chubie. Kami menemaninya.

Chubie anak yang sangaaaat baik…

Sesaat sebelum dia pergi, dia mengejang pelan, kepalanya yang tadinya terkulai ditangan tiba-tiba terangkat, menoleh menghadapku. Seakan berpamitan. Ini waktunya. Tangisku semakin kencang, dengan reflek kucium dahinya. Kemudian dia kembali terkulai. Mengejang pelan lagi. Begitu tenang, begitu bersih. Dan akhirnya dia pergi….

Waktu menunjukkan pukul 08.10 malam..Setengah jam kemudian dia dimakamkan disamping makam Florence di halaman belakang.

Tak terungkapkan dengan kata-kata bagaimana rasanya. Sampai detik ini.

Terima kasih Chub..atas semua cinta, kenakalan, kebahagiaan yang kamu beri.

Karena kamu aku punya banyak teman.

Denganmu, duniaku luas berwarna

Aku pasti kangen Chub..boleh kan?

Disini gak sama lagi, gak ada yang berlari menyambut

Gak ada yang minta bukain pintu

Yang naik dan duduk dimeja

Maafkan aku kadang bikin kamu ngambek Chub..

Aku sayang kamu Chub..kamu tau kan?

Tak tergantikan Chub..Tak terlupakan

Abadi dalam ingatan

Selamat jalan…berlarilah duluan ke sana.

Tunggu yah, suatu hari pasti kita ketemu lagi.

Kamu menungguku kan Chub?

chubieRB

 

*Terima kasih banyak buat Didi, Kinan, Mbak Qori, Mbak Noor dan Nalia yang sudah ikut kuatir beberapa hari kemarin*

-BUTHIE-