*Asah-asah kuku dikursi dulu*
*Stretching badaaan..buntut lurus 180 derajats*
*Muter-muter cari posisi enak*
*Tidur
Eh..nggak deng..aku mau cerita soal hutan dideket tempat tinggal aku. Namanya Taman Nasional Kutai.Letaknya dipinggir jalan poros yang menghubungkan Bontang-Sangatta. Walaupun udah gak seluas dulu karena terjadi perambahan hutan dimana-mana, Taman Nasional ini masih jadi tempat berpetualang manusia-manusia yang tertarik dengan suasana hutan. Tahun 2000-an luas TNK ini sekitar 198.629 hektar. Tapi jumlah ini udah jauh berkurang karena perambahan hutan oleh penduduk, dan pemerintah daerah pun seakan gak peduli atas kerusakan yang ada. Semoga suatu saat Taman Nasional Kutai ini gak cuma tinggal nama. Amin.
Karena rasa keingintahuan aku, maka aku mengutus mamaku buat memberikan laporan terkini kondisi TNK. Disuatu hari libur dengan bekal sebotol air mineral dan dua bungkus chocolate cookies maka berangkatlah dia menuju hutan dikawal ompapa…
Sampai di gerbang-nya yang terletak dipinggir jalan, mama harus membayar 3000 rupiah/orang untuk masuk ke kawasan hutan. Kalo bawa kamera juga musti bayar 1.500 rupiah/kamera. Gak mahal kan? Gak perlu bohong-bohong bawa kamera sebiji kalo ternyata membawa 5 ato lebih..Toh buat biaya pemeliharaan hutan juga. Jujur itu melegakan loh..makanya kucing gak pernah bohong.
Disambut deh ama reklame ucapan selamat datang yang besar.
Dan beberapa peraturan yang musti diikuti pengunjung.
Perjalanan dimulai dengan menyusuri jalan terbuat dari kayu ulin selebar 1 meter bersusun rapi sepanjang 1 km. Musti hati-hati karena ada yang sudah rusak dan berlumut, jalurnya juga naik turun tak menentu. Kanan-kiri jalan dipagari pepohonan yang cukup rimbun, suara burung terdengar cecuitan tapi gak kelihatan wujudnya , lalat pohon juga ikut menyemarakkan suasana walopun bunyinya cuma ngaaangg ngeeeengg ngaanggg ngeeeng..
Kalau jalannya mulai menanjak curam, akan ada tambahan kayu untuk berpegangan biar gak jatuh gludukan ke bawah.
Kadang jalannya menurun terjal.
Menurut laporan, disana suasananya sepi banget, mama cuma sempat bertemu dengan om-om jagawana yang membawa parang panjang entah mau kemana masuk mendahului ke dalam hutan. Selanjutnya udah gak ketemu manusia lain.
Setelah setengah perjalanan, akan ada jembatan gantung berbahan kayu melintasi sungai dibawahnya. Jembatan ini cukup dilewati 4-5 manusia ukuran sedang sekaligus.
Kondisi jembatan cukup aman meski tetap berhati-hati karena sudah ada beberapa papan yang udah bolong dan keliatan lapuk. Dibawah jembatan mengalir sungai yang airnya kuning karena lumpur. Walaupun gak terlalu lebar tapi aku gak tau itu dalam atau nggak.
Waktu lewat papan-papan ini sempat bertemu kadal dan benda semacam spora atau biji berbulu..gak tau itu sebenarnya apa.
Diujung jalan kayu, tumbuh sebatang ikon Taman Nasional Kutai ini, yaitu Si Pohon Kayu Ulin raksasa. Pohon berdiameter besar ini bisa dikelilingi 7 orang dewasa bergandengan tangan. Sudah jarang loh ditemukan pohon ulin besar di hutan Kalimantan. Gak usah tanya kenapa deh..Jawabannya ya sudah pasti karena ditebangi dan dijual buat membangun rumah de el el…Kayu ulin kan terkenal mahal karena kuat dan tahan ama serangan rayap. Nama lainnya adalah kayu besi.
Nah biasanya kalo udah ketemu pohon Ulin itu, orang-orang bakal balik meong ke jalan semula dan pulang. Tapi kalo nekat dan udah berteguh hati untuk trekking kayak mama, dia bakal maju terus belok kanan sampai papan ulin penghabisan. Setelah papan terakhir dilewati, yang terbentang dihadapan menanti untuk dilewati adalah jalan tanah setapak berhias dedaunan kering berasal dari pohon disekelilingnya.
Melintasi jalan setapak dengan udara bersih bersama suara-suara khas hutan itu katanya sesuatu banget..Dan gak berasa akan menemukan jembatan kayu bertingkat dengan kesulitan lebih tinggi dibandingkan yang pertama.
Jembatan kayu ini menghubungkan dataran yang lebih rendah menuju bukit yang lebih tinggi, dan membantu menyeberangi sungai kecil dibawahnya. Sungai kecil ini juga udah hampir tertutup semak belukar sih, mungkin didalamnya banyak lintah dan ular.
Semakin masuk ke dalam hutan, mulai terasa pohon-pohon mulai semakin lebat dan tinggi, terkadang beberapa ranting menghalangi jalan. Seringkali juga ada pohon besar tumbang dan sudah mulai lapuk melintangi jalan, jadi harus dinaiki agar bisa terus lewat. Lucunya meskipun berada dikerimbunan pohon jauh dari peradaban, masih bisa terdengar sayup-sayup suara truk dari jalan poros loh…hihihi…ya maklum, hutannya kan ada di pinggir jalan penghubung antar kota.
Untuk menambah keseruan trekking kemaren adalah tanah yang becek, licin dan penuh lumpur yang belum sepenuhnya kering dari guyuran hujan. Beberapa kali hampir aja terpleset dan nyaris jatuh dengan sukses.Jadi demikianlah penampakan kaki ompapa yang menemani petualangan mama 😀
Oya gak ada penanda jalur trekking didalam hutan ini. Jadi satu-satunya petunjuk jalan adalah mengikuti jalan setapak yang kelihatan sering dilewati manusia. Sering kali jalan itu udah samar-samar tertutup daun dan kerimbunan ranting pohon. That’s why mama sempat nyaris nyasar kemaren..
Setelah jembatan bertingkat, akan ada lagi jembatan titian kayu berikutnya. Jembatan ini lebih pendek dan terlihat lebih kokoh dibanding sebelumnya. Batang-batang kayu kecil yang disusun dan diikat dengan kawat besar bakal bergoyang ke kiri-kanan bila dilewati. Seruuuu…Tapi tetap harus hati-hati melangkah kalo gak mau jatuh.
Mulai dari jembatan ini jalan setapak akan semakin terjal. Siap-siap enchok melanda..Nanti disekitar puncak tanjakan akan ada gazebo kecil untuk beristirahat. Silahkan membuka bekal minum dan makan sambil menikmati pepohonan sekitar. Tapi jangan lupa sampahnya dimasukin tas lagi yaa… Dibawa sampai kembali ke posko dan dibuang ke tempat sampah. Jangan mengotori hutan. Jeleek itu jeleeek banget kelakuan kalo buang-buang sampah dihutan..!
Tapi yah, tetep kalo namanya tangan jahil itu adaa aja jalannya. Aku heran kenapa manusia-manusia ini niat amat masuk hutan sambil bawa tip-Ex, spidol, cutter..dan lain sebagainya. Hanya untuk bikin prasasti cinta, cecurhatan plus tanda kalo mereka pernah nyampe ke gazebo ini. Penting banget yah eksis ke manusia lain..? Sampai pohon disekitar gazebo juga dijadikan papan tulis penyampai pesan. Kalo kucing sih gak segitu amat cuy… Cukup gosekkan badan ke kayu atau pohon, bau akan tertinggal lama disana. Udah gitu aja nandainnya, kalo mau lebih lama ya tinggal spraying aja ke rumput ato pohon. Beres.. Eh tapi aku gak ngajarin manusia pipis dihutan sembarangan juga loh yaaa…kan bedaaa. Pipis manusia itu baunya amit-amit deh ampun..Garong aja bisa minggir kalo nyium.
Oya, kalo mau masuk ke TNK, aku sarankan jangan sendirian deh..Berhubung ini jalan sangat panjang dan melelahkan, jadi diperlukan teman mengobrol sepanjang jalan. Hutan ini udah jarang dimasuki pengunjung, walopun ada manusia lain tapi jaraknya mungkin cukup jauh didepan ato dibelakang. Ntar kalo sendirian ngobrol ama siapa donk? Sepi loh hutannya…
Teman seperjalanan itu selain buat ngobrol juga sangat dibutuhkan sebagai penyemangat kalo menemukan jembatan menyeramkan semacam ini.
Jembatan sling begini bakal bikin yang lewat serasa ikut Amazing Race bhoakakaka….Soalnya cuma ada satu sling kawat berdiameter kurang lebih 5 cm diikat kiri kanan ama kawat lebih kecil. Untuk pegangan juga dari kawat di kiri-kanannya. Awal menyeberang terasa baik-baik aja, pelan tapi pasti, lah sampai ditengah..Hati-hatinya musti didobelin jadi berkali-kali lipat yaaa..Karena kawat pegangan tangan yang kanan ternyata lebih rendah dari kawat sebelah kiri. Sudah gak sejajar. Otomatis badan akan lebih condong ke arah yang lebih rendah…Howaaaaa…Hati bisa langsung menciuut..Dibawah jembatan, sungai sudah menanti dengan tenang. Belum lagi itu jembatan bergoyang tak terkendali. Semakin panik, semakin kaki gemetar, akan semakin berjoget jembatannya. Mau mundur gak mungkin, diam ditengah lebih gak mungkin, mau gak mau harus terus maju. Jembatannya cukup panjang pula. Kaki mamaku masih bergetar hebat walo udah sampai diujung jembatan saking horor-nya hahahaha…Padahal awal-awal dia bilang gak papa, udah pernah kok lewat sini. Yaelah..mama terakhir masuk TNK 5 tahun yang lalu (tahun lalu cuma ampe pohon ulin doank). Kondisinya masih lebih mendingan daripada sekarang. Sesumbar dan sombong itu emang ndak baik -_-.
Masih bisa tersenyum #foto 5 tahun yang lalu 😀 . Sekarang mana bisaaaaa…
Kenapa jadi gak seimbang gitu sih pegangan jembatannyaa..? Mungkin karena tali-tali penyangga kiri-kanan udah banyak yang terlepas..Hiiiy…bener-bener gak aman. Jembatan sling ini cuma bisa dilewati satu demi satu. Gak boleh berbarengan. Bahaya bengeuutss…! Bisa gabruk jatuh ke sungai dibawahnya. Eh tapi sungai dibawah kayaknya bisa kok dilewati tanpa harus lewat jembatan sling, cuma juga gak lebih baik sih, musti turun ke pinggir sungai yang curam dan licin. Atas bahaya, bawah juga sama aja. Silahkan dipilih sesuai keinginan. Hihihihi…
Setelah cukup istirahat, gemetaran dikaki mereda, mama melanjutkan perjalanan. Jalur yang dilewati semakin menanjak. Oya, jadi waktu istirahat di gazebo tadi, mama ketemu ama cowok sendirian terengah-engah baru nyampe di gazebo. Cowok itu tanya “Apa masih jauh mbak?” Dengan ekspresi wajah lelah penuh derita serta penyesalan kikikikiikk..Trus mama dengan sotoy-nya bilang : “Ow gak kok..ini udah separo jalan sih..ntar habis ini jalannya tinggal menurun doank..” Cowok itu langsung lanjut jalan tanpa istirahat, gak mau waktu ditawarin minum. Laah..ternyata jalannya kok malah semakin tinggi gak jelaaass? Udah gitu penuh dahan pohon menutup jalur yang dilewati. Terkadang ada turunan curam, tapi bakal kembali menanjak sesudahnya. Mamapun dalam hati merasa bersalah udah ngasih informasi menyesatkan ke orang tadi. Pasti tu orang dalam hati misuh-misuh deh ke mama hahahaha…
Kalau cuma lewat aja pasti bakal jarang bertemu para penghuni hutan. Burung aja jarang menampakkan diri meski suaranya terus terdengar bermacam-macam. Meski begitu ada beberapa yang unik juga sih..
Misalnya ada pohon gede yang dibawahnya terdapat sarang semut berbentuk serupa jari menunjuk ke arah depan hahaha..kayak penujuk arah dari alam gitu. Monggo silahkan terus ke arah sanaaa..
Ketemu kumbang
Ketemu serangga pohon yang gak tau namanya (lagi males googling) :p
Ketemu kadal terbang..Bahasa jawanya Klarap ya kalo gak salah kata Ompapa?
Sempat melihat burung yang sedang makan serangga ditengah jalan.Mama sampai nunggu lama gak meneruskan jalan karena takut si burung terganggu makannya. Pas udah selesai, si burung terbang, baru mama jalan lagi.
Banyak semut yang bisa terinjak kaki. Tapi serem juga kalo digigit ama mereka. Ketemu laba-laba aneh tapi cantik. Namanya Long-horned Spider, karena bertanduk dua dikepala.
Banyak kupu-kupuuuu..tapi yang bisa ke foto cuma satu ini doank…sayang banget.
Ketemu lagi ama Giant Pill Milipede..Horeee…Akhirnya bisa punya foto yang lagi melungker hahahaha..
Ukurannya segini kalo jadi bola. Kayak kelereng gede yaa…Sekitar 2,5 jam berjalan, mulai menemui batu-batu cukup besar. Gak cuma tanah lagi. Suara air juga terdengar gemericik pelan. Hampir sampai di air terjun mini yang diberi nama Pemandian Tujuh Puteri, ada juga yang bilang Pemandian Bidadari. Errrr…itu airnya dangkal gimana para putri/bidadari mau mandi disitu yah?
Mulai dari sungai ini jalan setapak udah gak jelas bentuknya. Seperti bercabang tapi nggak. Jadi cukup membingungkan. Dan sekali lagi gak ada penanda jalan sama sekali. Diseberang sungai yang dangkal keliatan ada jalan setapak walaupun udah samar-samar. Jadi mama melompati anak sungai yang surut, berjalan sekitar 20 menit kemudian…….BUNTU. Tadaaaaaa…Selamat yah..* shake paw
Didepan udah gak ada jalan lagi, gak ada tanda-tanda habis dilewati orang. Ingat donk ama cowok yang mendahului mama..? Nah harusnya kan ada jejak kaki dia tuh. Ini gak ada. Sedikit tersesat, entah mulai salah beloknya dimana. Kemungkinan besar sih disekitar sungai tadi. Cuman mau kembali udah cukup jauh. Tapi akhirnya setelah dicari-cari, jalan yang benar berhasil ditemukan..Alhamdulillah..Sekitar 20 meter ke arah kiri dari jalan yang buntu. Horeee..! Gak jadi nyasarr..
Perjalananpun berlanjut, tanahnya semakin banyak yang berlumpur. Karena datarannya lebih rendah dan dekat sungai. Menurut informasi sih kalo hujan lebat dan sungai meluap, jalan dihutan bisa banjir loh…Mmmm.. aku baru tau kalo hutan bisa kebanjiran hahahaha..
Berikut ini beberapa foto tanaman yang dilihat sepanjang perjalanan di TNK.
Ada yang namanya mata kucing hahahaha… Jadi banyak papan-papan nama pohon yang bisa ditemui di TNK, agar pengunjung tahu jenis-jenis pohon yang tumbuh disana. Meski kata mama dia gak bisa bedain pohon satu dengan yang lainnya. Keliatan sama semua hahahaha..
Daun ini mirip kuping gajah..Cuman dalam bentuk yang mini, menempel dibatang-batang pohon pula. Sebangsa parasit buat pohon inang-nya.
Karena banyak pohon yang sudah lapuk dan membusuk, maka banyak juga jamur yang tumbuh di dasar hutan. Gak bisa ke foto semua sih…Dibawah ini beberapa contoh aja.
Selain jalan berlumpur, para
trekker juga harus hati-hati ama tumbuhan berduri yang sering terdapat dipinggir jalan berbaur dengan tanaman lainnya. Musti liat-liat dulu kalo mau berpegangan ke dahan, jangan sampai yang digenggam batang tanaman ini. Kulit juga bisa mudah tergores.
Nemu daun yang habis dimakan ulat. Lucu deh cuma ditinggal rangka-nya aja.
Seharusnya antara jalur sungai dan jembatan selanjutnya akan menemukan rumah pohon, tapi entah kenapa kemaren rumah pohonnya gak ada. Kemungkinan sih emang udah hilang yah. Soalnya terakhir mama ke sana rumah pohonnya udah dalam kondisi rusak berat. Setelah rumah pohon, bakal bertemu dengan jembatan titian dari balok kayu.
Nah, kemaren jembatan titian itu rusak parah penuh lumpur, seperti habis diterjang banjir. Mau gak mau harus melewati lumpur yang dalam lebih dari semata kaki agar bisa terus lewat.
Jembatan sling terakhir adalah jembatan yang jauh lebih panjang dan lebih tinggi diatas sungai yang juga jauh lebih lebar dan dalam. Denger-denger sih di sungai itu ada buaya-nya.
Meski lebih menyeramkan, tapi melewati jembatan satu ini jauh lebih mudah dibanding jembatan sling yang pertama, karena strukturnya lebih kokoh.
Setelah jembatan ini, perjalanan akan segera berakhir, suara deruman mobil-mobil besar semakin jelas terdengar. Mengikuti jalan setapak menyusuri sungai, menemukan titian kayu membelah rawa, akhirnya sampai kembali ke jalan kayu ulin yang dilewati semula waktu awal perjalanan. Dekat dengan posko penjaga.
Gak terasa loh…Mulai masuk hutan sekitar jam 11 pagi, baru keluar lagi udah sekitar jam 4 sore-an. Hahaha…
Di posko penjagaan ada toilet dan musholla, ada juga pendopo yang bisa dipakai untuk pertemuan di alam terbuka.
Menutup petualangan hari itu, mama memesan es campur yang dijual didepan gerbang TNK.
Meski gak istimewa, tapi katanya es campur itu serasa surga dunia hahahaha…Karena udah kehausan sepanjang jalan, air bekal dari aku udah lama habis soalnya.
Soal Taman Nasional Kutai bisa dilihat info-nya di om wikipedia ini yaaa..
Setelah ini aku utus mama trekking kemana ya…?
Mari kita lestarikan hutan yang tersisa.. (=^+^=)p